Mereka juga Sempurna

06.33

Bulan lalu, tepatnya tanggal 19 Januari 2013, kami santri dari Pondok Pesantren Rabingah Prawoto melakukan tour  ke Srigetuk, Bantul dan bakti sosial ke yayasan Sayap Ibu 2. Ditemani oleh umi Yuni, Bu Munir dan mbah Hadi. Di saat seperti inilah yang kami suka, pergi jalan-jalan bersama dan meluangkan waktu bersama. 
Pertama, kami menuju air terjun Srigetuk, Bantul. Tapi sayang sekali, cuaca sedang tidak mendukung. Seharusnya kami menuju air terjun menggunakan perahu melewati sungai yang aku lupa namanya, namun karna sungai tersebut sedang mengalami pasang air yang lumayan deras sehingga kami ke sana dengan berjalan kaki. Jaraknya lumayan dekat hanya ±300 m, dan wownya Bu Munir tidak mau kalah dengan kami yang muda-muda. Hebatnya beliau meskipun di umurnya yang sekian itu, mampu mendaki dengan kondisi tanah yang super duper becek. Padahal, kaki beliau sedang di gips guys, subhanallah....
            Kurang beruntungnya lagi, air terjunnya pada saat itu sedang keruh. Memang sih, musim hujan belum berlalu. But it’s no problem, walau airnya keruh, warnanya coklat, kesegaran cipratan airnya tetap kami rasakan. Rupanya di sana juga terdapat rafting dan flying fox. Kami pun tak mau ketinggalan untuk mencobanya. Sayang sekali bukan, kalau jauh-jauh ke sana tidak mencobanya?

 -rafting-


Setelah bersenang-senang, penuh canda dan tawa kami melanjutkan tujuan kami ke panti asuhan yayasan Sayap Ibu 2 penyandang cacat ganda. Ini pertama kalinya aku berkunjung ke yayasan Sayap Ibu 2. Setibanya di sana, hatiku bergetar, terenyuh ketika melihat seorang perempuan yang lebih tepatnya aku panggil kakak dengan keadaan tangannya yang kurang sempurna layaknya orang-orang lain. Tidak hanya bergetar ketika melihat mbak Putri –ya, namanya mbak Putri- namun juga para penyandang cacat yang tinggal di sana. Kami disambut dengan hangat oleh mereka. Subhanallah.... aku melihat aura-aura yang luar biasa pada diri mereka. Walau mereka bisa dibilang kurang sempurna secara fisik atau jiwa layaknya orang-orang normal lain, mereka memiliki semangat yang tinggi. Seakan, hidup mereka tanpa beban, tidak ada masalah dengan diri mereka yang seperti itu. Ada nilai plus plus dalam diri mereka.
Namun, yang membuatku ingin menangis, aku tidak bisa membayangkan bagaimana jika aku berada di posisi mereka. Orang tua yang tega membuang anaknya di tempat umum bahkan di tempat sampah, austagfirullah.... Entah alasan apa sehingga orang tua mereka bisa berfikiran seperti itu. Karena mereka cacat atau karena apa? Jika orang tua mereka tega membuangnya, lalu kepada siapa tempat mereka pertama untuk curhat kalau bukan orang tua? Bagaimana perasaan mereka ketika ditanya siapa orang tua mereka oleh teman-temannya? Siapa yang peduli dan sering menelpon untuk sekedar menanyakan kabar kalau bukan orang tua? Orang tuaku hampir tiap hari meluangkan waktunya untuk menelponku sekedar menanyakan kabar dan ingin mendengar cerita-ceritaku. Tapi mereka? Ya Allah.... Aku bisa merasakan bagaimana perasaan mereka.  Mereka pasti sangat membutuhkan kasih sayang dari orang tuanya. Butuh support dalam hal belajar dan dalam hal apapun. Sungguh, bagaimana jika hal serupa terjadi padaku? Mungkin, aku tak bisa setegar mereka, aku tak bisa sekuat mereka, atau bahkan aku tidak bisa menerima keadaan. Lantas, siapa yang menggantikan posisi orang tua mereka? Ya, kita. Kitalah yang menggantikannya. Siapa lagi kalau bukan kita? Mereka sangat membutuhkan kasing sayang kita guys.

-bareng Mbak Putri-
Mbak Putri ini sering di liput di stasiun televisi loh~

 -bareng mereka-


            Jadi, sekarang aku sadar bahwa mereka adalah orang-orang terpilih yang memiliki kekuatan luar biasa, yang tegar dalam menjalani hidupnya. Aku salut pada mereka. Betapa hebatnya mereka. Sudah sepatutnya aku banyak belajar dari mereka. Alhamdulillah, kunjungan ke Sayap Ibu 2 membuahkan banyak manfaat terutama buatku.

You Might Also Like

0 komentar