Bulan lalu, tepatnya
tanggal 19 Januari 2013, kami santri dari Pondok Pesantren Rabingah Prawoto
melakukan tour ke Srigetuk, Bantul dan
bakti sosial ke yayasan Sayap Ibu 2. Ditemani oleh umi Yuni, Bu Munir dan mbah
Hadi. Di saat seperti inilah yang kami suka, pergi jalan-jalan bersama dan
meluangkan waktu bersama.
Pertama,
kami menuju air terjun Srigetuk, Bantul. Tapi sayang sekali, cuaca sedang tidak
mendukung. Seharusnya kami menuju air terjun menggunakan perahu melewati sungai
yang aku lupa namanya, namun karna sungai tersebut sedang mengalami pasang air
yang lumayan deras sehingga kami ke sana dengan berjalan kaki. Jaraknya lumayan
dekat hanya ±300 m, dan wownya Bu
Munir tidak mau kalah dengan kami yang muda-muda. Hebatnya beliau meskipun di
umurnya yang sekian itu, mampu mendaki dengan kondisi tanah yang super duper
becek. Padahal, kaki beliau sedang di gips guys,
subhanallah....
Kurang beruntungnya lagi, air terjunnya
pada saat itu sedang keruh. Memang sih,
musim hujan belum berlalu. But it’s no
problem, walau airnya keruh, warnanya coklat, kesegaran cipratan airnya
tetap kami rasakan. Rupanya di sana juga terdapat rafting dan flying fox. Kami
pun tak mau ketinggalan untuk mencobanya. Sayang sekali bukan, kalau jauh-jauh
ke sana tidak mencobanya?
-rafting-
Setelah
bersenang-senang, penuh canda dan tawa kami melanjutkan tujuan kami ke panti
asuhan yayasan Sayap Ibu 2 penyandang cacat ganda. Ini pertama kalinya aku
berkunjung ke yayasan Sayap Ibu 2. Setibanya di sana, hatiku bergetar, terenyuh
ketika melihat seorang perempuan yang lebih tepatnya aku panggil kakak dengan
keadaan tangannya yang kurang sempurna layaknya orang-orang lain. Tidak hanya
bergetar ketika melihat mbak Putri –ya, namanya mbak Putri- namun juga para
penyandang cacat yang tinggal di sana. Kami disambut dengan hangat oleh mereka.
Subhanallah.... aku melihat aura-aura yang luar biasa pada diri mereka. Walau
mereka bisa dibilang kurang sempurna secara fisik atau jiwa layaknya
orang-orang normal lain, mereka memiliki semangat yang tinggi. Seakan, hidup
mereka tanpa beban, tidak ada masalah dengan diri mereka yang seperti itu. Ada
nilai plus plus dalam diri mereka.
Namun,
yang membuatku ingin menangis, aku tidak bisa membayangkan bagaimana jika aku
berada di posisi mereka. Orang tua yang tega membuang anaknya di tempat umum
bahkan di tempat sampah, austagfirullah.... Entah alasan apa sehingga orang tua
mereka bisa berfikiran seperti itu. Karena mereka cacat atau karena apa? Jika
orang tua mereka tega membuangnya, lalu kepada siapa tempat mereka pertama untuk
curhat kalau bukan orang tua? Bagaimana perasaan mereka ketika ditanya siapa
orang tua mereka oleh teman-temannya? Siapa yang peduli dan sering menelpon
untuk sekedar menanyakan kabar kalau bukan orang tua? Orang tuaku hampir tiap
hari meluangkan waktunya untuk menelponku sekedar menanyakan kabar dan ingin
mendengar cerita-ceritaku. Tapi mereka? Ya Allah.... Aku bisa merasakan bagaimana
perasaan mereka. Mereka pasti sangat
membutuhkan kasih sayang dari orang tuanya. Butuh support dalam hal belajar dan dalam hal apapun. Sungguh, bagaimana
jika hal serupa terjadi padaku? Mungkin, aku tak bisa setegar mereka, aku tak
bisa sekuat mereka, atau bahkan aku tidak bisa menerima keadaan. Lantas, siapa
yang menggantikan posisi orang tua mereka? Ya, kita. Kitalah yang
menggantikannya. Siapa lagi kalau bukan kita? Mereka sangat membutuhkan kasing
sayang kita guys.
-bareng Mbak Putri-
Mbak Putri ini sering di liput di stasiun televisi loh~
-bareng mereka-
Jadi, sekarang aku sadar bahwa mereka adalah orang-orang terpilih yang memiliki kekuatan luar biasa, yang tegar dalam menjalani hidupnya. Aku salut pada mereka. Betapa hebatnya mereka. Sudah sepatutnya aku banyak belajar dari mereka. Alhamdulillah, kunjungan ke Sayap Ibu 2 membuahkan banyak manfaat terutama buatku.
- 06.33
- 0 Comments